BGI: Isu Nikel Raja Ampat, Mulai Cari Kambing Hitam
Cari Berita

Iklan Atas

iklan

BGI: Isu Nikel Raja Ampat, Mulai Cari Kambing Hitam

inilahpos
14 Juni 2025

BGI: Isu Nikel Raja Ampat, Mulai Cari Kambing Hitam
Ilustrasi tambang/Istimewa 

INILAHPOS.com - Setelah sebelumnya sempat menyerempet nama mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Iriana, isu bisnis nikel di Raja Ampat kembali mencuat dengan menyeret nama mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar serta puteranya, Ananda Tohpati.


Fitnah kejam beredar di sosial media, korbannya kini Ananda Tohpati, ia disebut-sebut terlibat dalam pengelolaan lima perusahaan tambang di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya. 


Bahkan, dalam sejumlah tudingan yang beredar, Ananda dikabarkan menguasai keuntungan fantastis hingga Rp275 miliar per bulan dari aktivitas pertambangan tersebut.


Namun, pihaknya membantah keras tudingan tersebut dan menyebutnya sebagai fitnah yang tidak berdasar.


"Semua tuduhan itu sama sekali tidak benar. Tidak ada keterlibatan Ananda Tohpati dalam bisnis tambang di Raja Ampat, apalagi sampai mengelola lima perusahaan dengan omzet ratusan miliar rupiah per bulan seperti yang diberitakan," tegas Hidayat selaku Direktur Wilayah Blue Green Indonesia Wilayah Timur, Sabtu, (14/6/2025).


Hingga kini, belum ada bukti valid yang menunjukkan keterlibatan langsung Ananda Tohpati dalam pengelolaan tambang nikel di wilayah tersebut. Informasi yang beredar lebih banyak bersumber dari spekulasi di media sosial tanpa konfirmasi maupun verifikasi resmi.


Isu tambang di Raja Ampat sendiri belakangan memang menjadi sorotan publik karena menyangkut persoalan lingkungan, penguasaan sumber daya alam, hingga transparansi perizinan. 


Namun Dayat menegaskan agar opini publik tidak digiring pada tuduhan yang tidak memiliki dasar hukum maupun fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.


Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas sumbernya.