INILAHPOS.com - Pemerintah Kabupaten Sinjai kembali menggelar Lomba Desa Tingkat Kabupaten Tahun 2025 sebagai bagian dari upaya mendorong pembangunan desa yang lebih maju, inovatif, dan mandiri.
Lomba yang mengusung tema "Desa Tangguh Pangan, Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional Menuju Indonesia Emas" ini dijadwalkan berlangsung selama empat hari, mulai 26 hingga 29 Mei 2025.
Lomba desa tahun ini diikuti oleh delapan desa terbaik dari masing-masing kecamatan yang telah keluar sebagai juara tingkat kecamatan.
Mereka adalah Desa Bonto Salama Kecamatan Sinjai Barat, Desa Saotengnga Sinjai Tengah, Desa Palae Sinjai Selatan, Desa Biji Nangka Sinjai Borong, Desa Pulau Persatuan Pulau Sembilan, Desa Sanjai Sinjai Timur, Desa Samaturue Tellulimpoe, dan Desa Tompo Bulu Kecamatan Bulupoddo.
Penilaian diawali dengan evaluasi mandiri desa melalui pengisian aplikasi EPDesKel (Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan), sebagai tahapan awal yang diatur dalam Permendagri No. 81 Tahun 2015. Evaluasi ini mencakup aspek pemerintahan, kewilayahan, dan kemasyarakatan.
Kepala Dinas PMD Kabupaten Sinjai, Dr. Yuhadi Samad, selaku Ketua Tim Penilai, menyampaikan bahwa proses penilaian dilakukan secara komprehensif dan objektif oleh tim gabungan dari berbagai unsur.
"Tim terdiri dari OPD teknis, TP PKK, TNI/Polri, Kemenag, hingga tenaga ahli P3PM. Ini untuk memastikan seluruh aspek penilaian berjalan dengan adil dan akurat," ujarnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sinjai, A. Jefrianto Asapa yang juga bertindak sebagai pengarah tim penilai, menekankan pentingnya transparansi dan objektivitas dalam proses penilaian.
Ia berharap lomba ini dapat benar-benar melahirkan desa unggulan yang mampu menjadi labsite atau lokasi percontohan pembangunan, baik di tingkat provinsi maupun nasional.
"Desa yang terpilih harus benar-benar mencerminkan kemajuan nyata, inovatif, dan tangguh dalam segala aspek, terutama ketahanan pangan. Ini sejalan dengan visi besar menuju Indonesia Emas 2045," tegasnya.
Melalui lomba ini, Pemkab Sinjai berharap tidak hanya menciptakan kompetisi sehat antar desa, tetapi juga menjadi momentum percepatan pembangunan desa yang menyeluruh dan berkelanjutan.