INILAHPOS.com - Bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, pergerakan tanah, dan angin kencang melanda wilayah Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan pada Sabtu, 5 Juli 2025 lalu meninggalkan duka mendalam.
Pasalnya, bencana ini menyebabkan dampak luas terhadap ribuan warga, infrastruktur publik, fasilitas umum, serta sektor pertanian dan peternakan.
Berdasarkan data resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sinjai, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis, serta informasi lapangan yang dihimpun dari para camat, lurah, dan kepala desa, total warga terdampak mencapai 1.115 Kepala Keluarga (KK) atau 3.520 jiwa.
Banjir menjadi bencana paling luas dengan merendam 566 unit rumah dari total 969 rumah terdampak. Sebanyak 29 jiwa dari 7 KK terpaksa mengungsi. Meskipun tak ada korban jiwa meninggal, dua warga mengalami luka-luka akibat bencana ini.
Banjir juga menghanyutkan 24 ekor sapi, serta merendam 225,55 hektare sawah milik 101 KK, dan 5,6 hektare kebun milik 28 KK.
Tak hanya banjir, angin kencang turut memorakporandakan pemukiman. Lima rumah mengalami kerusakan ringan, dengan 5 KK atau 20 jiwa terdampak.
Sementara itu, tanah longsor tercatat terjadi di 45 titik, merusak 13 rumah terdiri dari 6 rumah rusak ringan dan 7 rumah rusak berat dan berdampak pada 12 KK atau 44 jiwa.
Pergerakan tanah juga menimbulkan kerusakan signifikan, dengan rincian:
- 23 KK (70 jiwa) terdampak
- 2 rumah rusak ringan
- 19 rumah rusak sedang
- 1 rumah rusak berat
- 1 masjid mengalami kerusakan
Bencana ini juga mengakibatkan kerusakan serius pada berbagai infrastruktur penting, antara lain:
- 14 tiang listrik roboh atau patah
- 27 titik jaringan irigasi rusak
- 4 jembatan rusak
- 19 titik jalan mengalami kerusakan
- 1 talud rusak
- 9 sekolah terendam
- 3 titik pipa PDAM terputus
- 1 tempat wisata rusak berat
- Kantor PPI Lappa dan KUD Mina Lappa ikut terendam.