INILAHPOS.com - Di tengah pesatnya arus digitalisasi yang mengubah wajah dunia pendidikan, Kabupaten Sinjai kembali mencuri perhatian. Bukan lewat bangunan megah atau peluncuran program baru, melainkan melalui upaya sunyi para pendidik, guru-guru yang diam-diam berjuang mengejar kompetensi di era kecerdasan artifisial.
Kamis, 27 November 2025, layar-layar virtual menjadi saksi penutupan Gemini Academy 2025, sebuah program Refo Indonesia bekerja sama dengan Google Indonesia, yang menghadirkan pelatihan pemanfaatan Kecerdasan Artifisial (KA) untuk tenaga pendidik
.
Di balik atmosfer daring itu, satu kabar baik membuat nama Sinjai bersinar: Sinjai dinobatkan sebagai daerah dengan jumlah Guru Tersertifikasi Gemini terbanyak di Indonesia.
Kepala Dinas Pendidikan Sinjai, Irwan Suaib, hadir secara virtual dalam acara ini. Wajahnya terlihat jelas memancarkan kebanggaan, bukan hanya karena Sinjai berada di puncak, tetapi karena capaian itu datang dari kerja keras individu-individu yang selama ini bertugas mendidik generasi muda di ruang-ruang kelas desa maupun perkotaan.
"Ini merupakan kebanggaan sekaligus motivasi bagi kita semua. Guru-guru di Sinjai telah menunjukkan kesiapan dan komitmen luar biasa dalam memanfaatkan teknologi berbasis KA untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kami akan terus mendukung inovasi serta pengembangan kompetensi pendidik ke depan," uujarnya.
Ucapan itu bukan sekadar formalitas. Dalam beberapa tahun terakhir, Sinjai memang konsisten mendorong peningkatan kompetensi guru, terutama dalam literasi digital.
Program sertifikasi Gemini menjadi salah satu jalan yang membuka kesempatan pendidik untuk memahami dan menerapkan kecerdasan artifisial dalam pembelajaran, mulai dari pengelolaan materi ajar, personalisasi belajar siswa, hingga pemanfaatan data pembelajaran untuk menganalisis kebutuhan siswa.
Menjadi daerah dengan jumlah guru tersertifikasi tertinggi berarti satu hal, ada semangat belajar yang hidup di ruang-ruang sekolah Sinjai. Ada keinginan untuk berubah bersama zaman, bukan tertinggal olehnya.
Prestasi ini sekaligus menunjukkan bahwa transformasi digital dalam pendidikan bukan sekadar jargon kebijakan. Ia benar-benar sedang tumbuh dan beresonansi dalam keseharian guru dan siswa.
Dinas Pendidikan Sinjai berharap momentum ini tidak berhenti sebagai pencapaian semata. Sertifikasi hanyalah awal. Tantangan sesungguhnya adalah bagaimana teknologi kecerdasan artifisial dapat benar-benar melekat dalam proses pembelajaran, membantu guru mengajar lebih efektif dan siswa belajar lebih menyenangkan.