"PAROLLI" di Pulau Buhung Pitue, Inovasi Humanis Demi Warga Sehat "Tak Tersisih"
Cari Berita

Iklan Atas

iklan

"PAROLLI" di Pulau Buhung Pitue, Inovasi Humanis Demi Warga Sehat "Tak Tersisih"

inilahpos
07 Agustus 2025

"PAROLLI" di Pulau Buhung Pitue, Inovasi Humanis Demi Warga Sehat "Tak Tersisih"

INILAHPOS.com - Dusun Burung Loe 1, Desa Pulau Buhung Pitue, Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Sinjai pada Kamis, (7/8/2025) pagi tak seperti biasanya. 


Wajah-wajah ibu rumah tangga, para lansia, dan remaja tampak antusias mendatangi Posyandu. Bukan karena agenda besar, melainkan karena selembar undangan berwarna yang mereka terima beberapa hari sebelumnya. Sebuah ajakan tulus, sekaligus pengingat bahwa kesehatan adalah hak semua orang.


Undangan itu datang langsung ke rumah-rumah mereka. Diantar oleh para kader kesehatan dengan senyum hangat dan sapaan akrab. Tak sekadar ajakan untuk hadir, tapi juga bentuk perhatian personal yang menyentuh, bahwa seseorang peduli akan kondisi mereka. 


Itulah metode PAROLLI (Panggilan Datang Pemeriksaan ke Posyandu Layanan Integrasi), inovasi yang kini diterapkan dalam layanan Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP) di wilayah terpencil seperti Pulau Buhung Pitue.


Di Dusun Burung Loe 1, metode PAROLLI telah mengubah wajah Posyandu dari sekadar tempat timbang bayi menjadi ruang bertemu dan berbagi tentang kesehatan secara menyeluruh. Pendekatan ini menargetkan warga yang belum melakukan skrining kesehatan dalam setahun terakhir, mengajak mereka untuk kembali terhubung dengan layanan dasar yang sering terlupakan.


Undangan diberikan dalam tiga warna—putih untuk sasaran baru, biru bagi yang memiliki riwayat hipertensi, dan pink untuk yang menyandang diabetes melitus. Sistem pewarnaan ini mempermudah proses pencatatan dan layanan di lapangan, sekaligus menunjukkan betapa seriusnya tenaga kesehatan dalam mengenali kebutuhan tiap individu.


Kepala Puskesmas Pulau Sembilan, Agus Salim, menyampaikan bahwa metode ini menjadi langkah strategis untuk mempercepat deteksi dini penyakit tidak menular dan meningkatkan keaktifan masyarakat dalam memanfaatkan layanan Posyandu.


“Melalui metode PAROLLI, kita ingin memastikan tak ada lagi warga yang terlewat dari layanan kesehatan dasar, khususnya skrining penyakit tidak menular. Ini adalah bagian dari integrasi layanan primer yang berbasis komunitas,” ujar Agus Salim.


Posyandu ILP sendiri berlangsung dalam lima meja pelayanan yang tertata rapi: mulai dari pendaftaran, pengukuran, pencatatan, pelayanan kesehatan dan skrining, hingga edukasi. Setiap meja menjadi simpul pelayanan yang tidak hanya informatif, tetapi juga komunikatif.


Yang menarik, pemerintah desa turut mendukung penuh dengan menyediakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi seluruh warga yang hadir. Ini bukan hanya soal gizi, tapi tentang rasa dihargai bahwa kehadiran mereka dianggap penting.


Di tengah tantangan geografis dan akses transportasi yang terbatas di wilayah kepulauan seperti Pulau Buhung Pitue, metode PAROLLI hadir sebagai bukti bahwa inovasi tak selalu harus rumit. Terkadang, yang dibutuhkan hanyalah empati, kedekatan sosial, dan kemauan untuk mengetuk pintu-pintu rumah warga.


Dan pagi itu, Posyandu bukan sekadar kegiatan rutin. Ia menjadi peristiwa kecil yang menyentuh: tentang perhatian, pengingat akan pentingnya menjaga diri, dan harapan bahwa layanan kesehatan dapat hadir lebih dekat, lebih ramah, dan lebih inklusif.


Karena di balik selembar undangan berwarna, tersembunyi semangat besar: tak ada satu pun warga yang boleh tertinggal dari layanan kesehatan dasar.