![]() |
Pria asal Jerman mempersunting gadis Bugis asal Bone. Foto/Istimewa |
INILAHPOS.com - Angin berhembus lembut di Desa Ulubalang, Kecamatan Salomekko, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Langit cerah menyambut momen yang tak biasa, sebuah pernikahan lintas benua, yang menyatukan dua budaya berbeda dalam ikatan suci pernikahan.
Adalah Karmila, gadis Bugis dari pelosok Bone, yang hari itu tampil anggun dalam balutan baju adat. Di sisinya, berdiri tegap pria asing berkulit putih yang kini sah menjadi pendamping hidupnya. Lelaki itu berasal dari Jerman, negeri ribuan kilometer jauhnya dari Sulawesi Selatan.
Mereka berdua berdiri di pelaminan, saling tersenyum, diapit tradisi dan cinta yang tumbuh melintasi jarak, bahasa, serta budaya.
Tak ada gemerlap mewah ala selebritas. Namun yang tampak begitu nyata adalah cinta yang tulus, terlihat dari tatapan mata mereka yang saling percaya. Pernikahan ini digelar pada Jumat (23/5/2025), disaksikan keluarga dan masyarakat setempat yang menyambut dengan penuh kehangatan dan rasa bangga.
Hubungan keduanya bermula dari perkenalan sederhana yang tumbuh menjadi komitmen. Meski berbeda negara dan budaya, keduanya membuktikan bahwa cinta mampu menjembatani segala halangan.
“Cinta memang tak mengenal batas. Kami bangga sekaligus terharu. Semoga bahagia dunia akhirat,” ucap salah satu kerabat Karmila yang hadir dalam pernikahan.
Pernikahan ini menjadi simbol pertemuan dua dunia, antara budaya Bugis yang sarat nilai leluhur, dan kehidupan modern ala Eropa. Tapi di balik itu semua, ada kesamaan mendasar, keinginan untuk hidup bersama dalam cinta dan penghargaan terhadap perbedaan.
Di tengah denting musik dan aroma kue-kue khas Bugis, pernikahan ini tak hanya menjadi pesta dua keluarga, tetapi juga menjadi kisah inspiratif bahwa cinta sejati, jika dijaga, bisa menempuh jarak sejauh apa pun dan akhirnya berlabuh di pelaminan.