Krisis Pangan Global Memuncak, PKS Serukan Penguatan Pangan Lokal
Cari Berita

Iklan Atas

iklan

Krisis Pangan Global Memuncak, PKS Serukan Penguatan Pangan Lokal

inilahpos
09 Oktober 2024


INILAHPOS.com - Pangan dunia sedang dalam ancaman serius. Konflik dan geopolitik yang tidak stabil membuat harga dan stok pangan dunia goncang. 


Data Food Security Update Edisi September 2024 dari World Bank menunjukkan hingga akhir September 2024, 16 negara telah menerapkan 22 larangan ekspor pangan, dan 8 negara telah menerapkan tindakan pembatasan ekspor.


“Tantangan serius bagi Indonesia yang memiliki jumlah penduduk no 4 terbesar dunia, 280 juta jiwa dan semua perlu pangan” ungkap Riyono Anggota DPR RI Fraksi PKS


Menurut Riyono Kebutuhan pangan dunia pasti akan meningkat, diperkirakan kebutuhan pangan dunia naik 70% dari saat ini. Produksi yang turun, harga pangan naik, harga bahan baku penunjang naik serta distribusi yang terganggu membuat gejolak pangan semakin tidak menentu.


Data lain menunjukkan bahwa Bahan baku pupuk, laporan Euromonitor menyebutkan bahwa selama periode peninjauan nilai impor bahan baku pupuk Indonesia tumbuh kuat sebesar 7,4 persen dengan nilai mencapai Rp30,2 triliun pada tahun 2023 serta juga mengalami peningkatan harga pada 2021-2022 seiring dengan belum optimalnya produksi dan prioritas pemenuhan kebutuhan dalam negeri negara-negara produsen seperti Tingkok, Kanada, Rusia, Belarusia dan Jerman.


“Terus bagaimana langkah Indonesia menjaga kedaulatan pangan kita? Pertama amankan cadangan pangan nasional kita, beras di gudang Bulog harus siap setiap saat. Kedua, Jaga fluktuasi harga pangan,


ketiga langkah alternatif kembali ke pangan lokal. Pangan lokal potensinya bernilai trilyunan, PKS mengusulkan agar Pemerintah fokus kembali kepada pangan lokal. Ini bukan teori baru namun cara baru kita sebagai Bangsa yang harus di perbarui. Pangan lokal adalah Pangan Masa Depan.


Pangan lokal kita cukup untuk kondisi darurat, Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis pangan sumber protein, 110 jenis rempah dan bumbu, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 26 jenis kacang-kacangan, dan 40 jenis bahan minuman. Pangan tersebut tersebar dari Sabang sampai merauke, cukup untuk mengantisipasi krisis pangam yang ada di depan mata.


Sudah saatnya kita semua kembali ke pangan lokal dengan cara  mendiversifikasi pangan dari mie yang terbuat dari gandum menjadi mie yang berbahan dasar pangan lokal seperti singkong dan sagu. Waktunya ganti gandum dengan umbi-umbian dengan singkong, dengan sagu, dengan pisang. 


Ganti jeruk mandarin dengan jeruk keprok Jatim, jeruk Medan, jeruk Pontianak, Jeruk Bali,  ganti gula pasir jadi gula kelapa, gula aren, atau gula merah. Ini langka nyata yang tidak perlu banyak beretorika.


“Pangan lokal adalah Pangan masa Depan, krisis pangan boleh terjadi tapi dengan pangan lokal Indonesia akan mampu mengatasinya” tutup Riyono