Kritik Impor Dokter Asing, Legislator PKS Sebut Ancam Eksistensi Dokter Lokal
Cari Berita

Iklan Atas

iklan

Kritik Impor Dokter Asing, Legislator PKS Sebut Ancam Eksistensi Dokter Lokal

inilahpos
07 Juli 2024

Kritik Impor Dokter Asing, Legislator PKS Sebut Ancam Eksistensi Dokter Lokal
Fahmy Alaydroes


INILAHPOS.com- Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS Fahmy Alaydroes meminta Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) semakin menggalakkan program mutu pendidikan Fakultas Kedokteran di Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta seluruh Indonesia.


Hal itu dikemukakan Fahmy ketika membahas soal permintaan impor dokter asing oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Kompleks Parlemen, Jakarta.


“Seharusnya, pemerintah juga menyediakan anggaran yang memadai bagi pendidikan kedokteran negeri dan swasta, dalam upaya mempercepat pengadaan dokter umum yang berkualitas di seluruh daerah,” ungkap Fahmy Alaydroes dalam keterangan tertulisnya Sabtu, (06/07).


Aleg PKS dari dapil Jawa Barat (Jabar) V ini mengaku kebijakan ‘impor’ dokter asing tentu menuai kontroversi dan mengancam eksistensi dokter-dokter dalam negeri.


“Kebijakan tersebut malah menyiratkan ketidakpercayaan pemerintah terhadap kemampuan dokter-dokter lulusan Fakultas Kedokteran perguruan tinggi dalam negeri,” katanya.


Belakangan ini, lanjut Fahmy, kritik atas kebijakan Kemenkes tersebut disuarakan oleh Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair), Budi Santoso.


Fahmy mengungkap, Budi Santoso menolak wacana naturalisasi dokter asing ke Indonesia. Namun, kritikan tersebut berbuntut diberhentikan dari jabatannya sebagai Dekan FK Universitas Airlangga.


“Jika benar pemberhentian Prof. Budi disebabkan oleh kritiknya, maka tamatlah kebebasan menyampaikan berpendapat atau kritik di kampus-kampus kita. Bukan tidak mungkin, bila hal ini dibiarkan, kampus-kampus kita akan menjadi kerdil, tak ada lagi para akademisi, guru besar yang mau menyampaikan pikiran-pikiran kritis mereka. Kampus Merdeka hanya nama belaka,” tutur Fahmy.